Ekspresikanlah rasa marahmu dengan benar. Bukan dengan membentak ataupun berteriak. Keadaan itu hanya akan mengadakan yang tidak ada dan meniadakan yang ada. Iya, memang yang paling sulit itu adalah menahan hawa nafsu. Entah nafsu makan, nafsu berbicara, nafsu amarah, nafsu seks, dan nafsu lainnya. Makanya diriwayatkan bahwa jihad yang sesungguhnya adalah jihad melawan hawa nafsu kita sendiri. Nafsu adalah sesuatu yang tak terlihat, tapi diperlukan untuk mempertahankan diri dan mencukupi kehidupan. Namun apa yang positif dan baik nggak selamanya akan tetap begitu jika porsinya kegedean alias kebanyakan. Begitupun dengan marah.
Apa yang memicu kemarahan dalam diri kita?
Marah biasanya dipicu karena ada masalah atau konflik. Jika kita tidak pernah menemui masalah artinya kita tidak akan mencapai kedewasaan. Semakin banyak kita menghadapi masalah dan dapat menyelesaikan dengan baik, berarti kita telah menuju proses pendewasaan. Namun seringkali masalah yang kita alami membuat kita capek, bosan, jenuh dan akhirnya memaksa perasaan marah itu meledak.
Apakah marah dapat dikendalikan?
Sepertinya untuk mengendalikan kemarahan itu sangat sulit jika kita tidak pernah mencoba untuk mengendalikannya. Saya yakin kemarahan dapat di kontrol dengan baik jika ada kemauan. Sebesar apapun masalah yang kita alami jika dihadapi dengan kemarahan pasti akan menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu kita harus belajar mengendalikan perasaan marah dengan usaha keras
Bagaimanakah cara marah yang postif itu?
Cara mengekspresikan perasaan marah secara positif yang saya lakukan adalah menulis dalam blog. Saya mengugkapkan perasaan marah ini ke dalam tulisan, dan sepertinya cukup memberi dampak pada kondisi psikis saya. Saya mulai bisa mengampuni orang-orang yang telah membuat saya marah, dan saya juga mulai bisa menelusuri letak kesalahan yang telah saya lakukan maupun orang lain yang telah membuat saya marah. Saya kira tindakan semacam ini adalah respon postif terhadap perasaan marah yang sedang meledak.
Saya kira Andapun bisa melakukan hal semacam ini. Jika Anda tidak suka menulis seperti saya maka Anda dapat mengerjakan apa yang menjadi kegemaran(hoby positif) Anda ketika sedang marah, misalnya mancing, membaca, jalan-jalan, futsal, badminton, ataupun mendengarkan musik. Megalihkan kemarahan kedalam tindakan yang positif semacam ini akan dapat memberikan dampak yang baik pula kedalam diri kita.
Tidak larut dalam keramarahan sepertinya juga tindakan yang positif. Marah boleh tetapi diusahakan jangan sampai lebih dari 24 jam. Jika lebih dari itu artinya kita sudah menyimpan dendam. Jangan belama-lama memendam perasaan marah, karena justru akan merugikan diri kita dan orang lain.
Jadi agar kemarahan tidak memberikan dampak yang lebih buruk, marilah kita mencoba untuk mengampuni/memaafkan, mengalihkan perhatian ke hal-hal yang postif, dan tidak berlarut-larut dalam kemarahan.
Marahlah yang elegan.
Yang tidak akan menyusahkan diri kita nantinya, dan memunculkan masalah yang tidak perlu. Marahlah untuk kebaikan kita dan lawan bicara kita. Marahlah dengan pelan, karna mulai membentak hanya akan melahirkan bentakan baru dan membuat darah kita naik serta ubun ubun mendidih. Mata kita boleh menyeringai tajam, tapi lidah harus tetap dijaga. Kita yang cerdas pasti tahu bagaimana berfikir, dan disaat inilah otak sangat dibutuhkan. Kalau perlu, tarik nafas, diam, dan menyendiri dulu. Jangan sampai kita jadi temannya setan karena marah berlebihan.
Intinya adalah jangan terjebak pada kemarahan yang dapat merusak hari dan diri kita, tetapi manfaatkanlah kemarahan dengan cara yang tepat. Sadari, pahami dan kelola dengan tepat emosi marah yang kita rasakan karena kemampuan ini adalah bagian dari kecerdasan emosi yang kita miliki.
Semoga bermanfaat =))
Marah yang Bersifat Positif
Posted by Unknown
on 03.35
0 komentar:
Posting Komentar